Minggu, 20 November 2016

Jenis-Jenis Baja

Baja merupakan campuran dari beberapa unsur : 

Besi (Fe) : + 98 % 
Karbon (C) : max 1,7 % (tegangan naik, regangan kurang) 
Manganese (Mn) : max 1,65 % (kekuatan) 
Silikon (Si) : max 0,6 % (mengurangi gas) 
Tembaga (Cu) : max 0,6 % (ketahanan terhadap karat) 
Phosfor (P) dan belerang (S) (kurang keuletan) 

Sifat baja bergantung kepada kadar carbon, semakin bertambah kadar carbonnya maka tegangannya akan naik tetapi regangannya semakin menurun sehingga baja bersifat keras tetapi getas.
Adanya phospor (P) dan belerang (S) juga menyebabkan berkurangnya keuletan (getas) Tembaga (Cu) mempunyai pengaruh baik terhadap ketahanan korosi Silikon (Si) digunakan untuk mengurangi gas pada leburan logam Manganese (Mn) juga menambah kekuatan baja 

Baja yang biasa digunakan untuk keperluan struktur adalah dari jenis :

  • Baja Karbon (fy = 210 – 250 MPa) 

Baja karbon rendah : sekitar 0,15 % 
Baja karbon sedang : 0.15 % - 0,29 % (umum untuk struktur bangunan misalnya BJ 37) 
Baja karbon medium : 0,3 % - 0,5 % 
Baja karbon tinggi : 0,6 % - 1,7 %
Baja karbon memiliki titik peralihan leleh yang tegas, peningkatan kadar karbon akan meningkatkan kuat leleh tapi mengurangi daktilitas dan menyulitkan proses pengelasan 


  • Baja Mutu Tinggi (fy = 275 – 480 MPa) 
Menunjukkan titik peralihan leleh yang tegas  Didapat dengan menambahkan unsur aloi (chromium, nickel, vanadium, dll) kedalam baja karbon untuk mendapatkan bentuk mikrostruktur yang lebih halus


  • Baja Aloi (fy = 550 – 760 MPa)  

Tidak menunjukkan titik peralihan leleh yang tegas Titik peralihan leleh ditentukan menggunakan metode tangen 2 ‰ atau metode regangan 5 ‰


sumber:
http://dodybrahmantyo.dosen.narotama.ac.id/files/2012/02/STRUKTUR-BAJA-2_Material.pdf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar